Memiliki Hati Yang Peduli

Pasal terakhir ini lebih daripada sekadar komentar pelengkap yang menjadi penutup sepucuk surat. Di dalamnya, kita membaca beberapa hal yang dipedulikan secara mendalam oleh Paulus, yang membuktikan kebesaran hati dan kebesaran kasihnya sebagai seorang rasul kepada sesama rekan pelayan dan jemaat yang dilayaninya.

Apakah yang menjadi kepedulian Paulus? Pertama, ia peduli terhadap orang percaya yang menderita karena imannya. Ia menghimbau jemaat Korintus (dan Galatia) untuk mengumpulkan uang guna membantu meringankan penderitaan jemaat Yerusalem yang dikucilkan karena iman mereka (16:1-4). Kedua, ia peduli kepada pelayanan pekabaran Injil yang dianggapnya sebagai pekerjaan yang besar dan penting (16:5-9). Ketiga, ia peduli kepada sesama rekan pelayan. Ia meminta jemaat untuk melayani rekan-rekan sepelayanannya dengan baik, termasuk Timotius, Apolos, Stefanus, Fortunatus, Akhaikus, Akwila dan Priskila (16:10-12, 16-19). Keempat, ia peduli dengan kondisi iman dan kerohanian jemaat yang dilayaninya. Ia memberi berbagai nasihat rohani agar mereka berdiri teguh dalam iman dan setia melayani Tuhan (16:13-15).

Teladan Paulus dalam pasal ini sangat dibutuhkan oleh komunitas orang percaya pada masa kini. Kerasnya kehidupan dan ketatnya persaingan dalam kehidupan sehari-hari secara langsung telah mempengaruhi kehidupan bergereja. Para rohaniwan, pelayan, dan jemaat secara umum cenderung hanya peduli kepada kebutuhan sendiri. Hanya tersisa sedikit ruang di hatinya yang dipakai untuk peduli kepada sesama. Mari kita belajar dari teladan Paulus. Menurut Anda, apa yang harus kita lakukan untuk memulainya? Aspek kepedulian apakah yang paling dibutuhkan di gereja Anda? [TF]